Selasa, 03 Desember 2013

Sirius, Satu Bintang Paling Terang



Kalo di dunia ini ada perempuan paling cantik, berarti ada juga bintang paling terang. Pokoknya sesuatu yang paling-paling gitu deh.
Nah, disini aku mau ngomongin satu bintang paling terang dilihat dari bumi.
Apa?
Enggak, bukan Aryawa bintang dari 9F.
Bukan bintang kejora juga.
Tapi bintang Sirius. Udah pernah denger? Disebut kok di surat kecil untuk tuhan (?).

Jadi, sebenernya ada dua faktor bintang terang. Pertama, karena bintangnya emang terang, atau karena jaraknya dekat dengan bumi kita. Hahahaha. Aku serius-_-
Nah, kalo Sirius ini, bintang paling terang yang bisa kita lihat dari hampir seluruh permukaan bumi sekitaran bulan Januari. kenapa Januari? soalnya, itu waktu-waktu dimana bintang Sirius mencapai meridian tengah malam. Yang ga tau meridian cari di google aja deh. Itu semacam lingkaran khayal yang melewati titik utara/selatan horison gitu deh. 

Nah, jadi Sirius ini kalo dalam bahasa yunani itu pokoknya artinya menyala-nyala atau berpijar gitu. Dan kira-kira jaraknya sekitar 8,6 tahun cahaya dari Bumi. Sirius ini sebenernya adalah dua bintang. Ada sirirus A ada sirius B, sirius A berwarna biru yang paling besar yang bisa kita lihat dengan mata telanjang dari bumi, sedangkan si B berwarna putih dan cuman bisa dilihat pakai teropong dan si A sama si B itu bener bener berdekatan. Mungkin kalau di kelas kayak Himawa sama Bintang. Dan mereka itu posisinya di bawah rasi bintang Orion (itu rasi bintang yang kata orang jawa waluku, yang suka buat oenanda musim tanem).
E tapi, ada juga yang bilang kalau Sirius itu sebenernya planet(?). Pft, ya gitu sih baru rumor-rumor aja.

Jadi, ada yang mau jadi kayak bintang sirius? (berasa surat kecil untuk tuhan -_-)
Kamis, 21 November 2013

Satu Cerita Dari Awan


Photo from flickr

"Semuanya akan baik-baik saja," Ini adalah kesekian kalinya dia mengingatkanku. Tangan kirinya menggenggam erat tanganku, sedang tangan kanannya juga menggenggam erat yang lain. Sebut aku aneh. Ketika teman-temanku saling mengendurkan genggaman tangan, dan bersorak tak sabar untuk jatuh, aku justru mengeratkan genggamanku, menutup mataku.

Mereka bilang, dibawah sana jauh lebih asik. banyak hal yang bisa mereka dengarkan. Sedang diatas katanya membosankan. Tidak ada hal lain selain ruang tanpa batas. Tidak ada pekerjaan selain mengikuti arah angin. Dan tidak ada hal menarik selain tabrakan antar rombongan. Berbeda denganku. Aku tidak suka mendengarkan lelucon orang, atau pertengkaran orang. Maksudku, itu benar-benar bukan urusanku. Ruang luas tak terbatas membuatku tenang, aku tidak suka keramaian. Tapi untuk urusan tabrakan rombongan, aku membencinya. Karena mereka akan menghasilkan gledek dan sesaat kemudian aku akan jatuh. Aku benci jatuh.

"Sebentar lagi, cobalah kendurkan genggamanmu, kau akan dapat banyak cerita dibawah" dia berkata kembali diantara gaduhnya gledek dan beraatnya beban kami.
Aku akan jatuh.
Mereka saling melepas genggaman tangan. Diapun. Dia melepaskan genggaman kami.
"Kita akan bertemu lagi," dia berteriak.
Aku jatuh.
.
.
.
Bumi basah.

Aku hanya bisa berharap tidak jatuh di jalan. Aku tidak mau terlindas mobil atau semacamnya. Aku lebih suka jatuh ke danau, atau selokan juga tak apa, kemudian buru-buru menguap dan kembali ke ruang tanpa batas.
Tapi kurasa aku tidak jatuh di danau, pun selokan.
Aku akan jatuh tepat di dahi perempuan yang sedang menengadah. Bersama seorang laki-laki.

"Hujan," aku bisa mendengar samar sang laki-laki berkata
"Aku benci hujan," kata perempuan tepat saat aku hinggap di dahinya.
"Karena hujan membuatmu dingin?" sang laki-laki terkekeh.
"Tidak, aku kasihan pada awan-awan yang jatuh. Apa mereka merasakan sakit? Apa mereka sedih karena saling berpisah menjadi butiran air? Apa mereka bisa mendengar kita? Apa mereka berharap kembali ke langit?" si perempuan menurunkan kepalanya, dan kini aku berada diujung hidungnya.
"Kalau aku jadi mereka, iya. Aku akan berharap bisa kembali ke langit,"
"Aku juga. Sepertinya diatas menyenangkan, tak perlu dengar klakson disana-sini"
"Hey, kau benar. Diatas sangat menyenangkan," aku mulai berhayal andai mereka mendengarku
"Terus pandangan kita tak terhalang gedung-gedung tinggi. Kita jadi bisa lihat senja," si laki-laki mengimbangi
"Benar. Dan waktu malam, kita bisa lihat bintang banyak!" Mereka terkekeh
"Ya, akupun suka dengan senja dan bintang. Mereka mengagumkan. Apa kau tahu? Senja terlihat lebih indah diatas, yah, kecuali kau menatap langsung mataharinya. Dan kau bisa melihat lebih banyak bintang disana,"
"Tapi mungkin kita akan tertabrak pesawat," laki-laki itu tertawa
"Enak sekali sepertinya menjadi awan," si perempuan kembali menengadah dan aku hampir jatuh.
"Ya, kecuali kita awan, kita tak perlu takut tertabrak pesawat,"
"Paling hanya takut hujan," si laki-laki kembali tertawa. Kini disusul si perempuan
"Tak perlu khawatir, kau akan kembali lagi ke atas. Aku juga benci hujan, tapi aku tau aku tidak bisa apa-apa. Cepat atau lambat, ketika aku diatas, aku akan jatuh membasahi kalian, kemudian aku akan sampai di sungai atau danau, atau laut, menunggu matahari, kemudian menguap, dan berkumpul bersama teman-teman diatas. Kemudian jatuh lagi. Percayalah, ada juga sisi membosankan menjadi awan. Kalian, manusia, bisa melakukan ini-itu dan keluar jalur kalian. sementara aku? Ah, yah, baiklah, tuhan punya rencana untuk kita semua. Aku percaya. Siklus kita pun sama. Kita sama sama akan merasakan roda kehidupan. Kadang kita diatas, kadang dibawah. Dan tentu saja, kita lebih suka diatas. Dan jika jatuh, tak perlu khawatir. Kita akan kembali lagi,"
"Fe, ayo berteduh," si laki-laki merangkul bahu perempuan dan menggiringnya berteduh di pinggir jalan, karena rombonganku datang semakin banyak
"Baiklah," si perempuan bersiap mengusapku di hidungnya
"Hey, tunggu. Dengarkan aku dulu. Aku awan. Aku akan menceritakan lebih banyak tentang langit," Bodoh, memangnya mereka dengar?
Aku diusap.
.
.
.
Aku jatuh.
Ke jalan.

Gawat.
Rabu, 13 November 2013

Dengan Ledakan, Kita Ada


Baiklah. Maafkan atas judul yang terlalu dramatis ini -_-

Jadi, kalian tau kan aku mau ngomongin apa berdasarkan judul dramatis tersebut?
Enggak, bukan soal apa yang aku makan hari ini. Bukan soal kecantikanku juga. Tapi soal bigbang.
Tau bigbang kan?
Dih, bukan! Bukan boyband itu yang aku maksud-_- Kalian salah alamat nih kalo kalian pikir disini bakal dapet info soal boyband itu.
Aku mau ngomongin soal gimana alam semesta ini terbentuk.

Percaya gak kalo sekitar bermilyar-milyar tahu lalu, alam semesta gak sebesar ini. Alam semesta cuman kayak... ng... apa ya? Gumpalan? Ya semacam itulah. Tapi gumpalannya super panas dan super padat. Lebih panas dari suhu bintang terpanas sekarang. Dan makin lama, gumpalan itu makin padat dan makin panas, sampe gumpalan itu mengembang. Dahsyat. Lebih dahsyat dari ledakan mercon waktu taun baru (lu pikir?). Terus gumpalan itu berkembang jadi gumpalan gumpalan lain yang lebih kecil, dan mereka gerak gerak di angkasa. Geraknya gak terlalu cepet sampai ada ruang hampa luas  diantara mereka, tapi juga gak terlalu lambat sampai mereka saling berdempetan. Mereka bergerak dengan kecepatan sedang. Mereka juga terus berkembang dan mendingin. Sampai sekarang. Lalu kira kira 500 ribu tahun setelahnya, ada gas hidrogen sama helium yang saling merapat, tapi gak teratur. Nah, mereka ini membentuk protogalaksi (semacam bayi galaksi gitu hahaha). Dan kalian tau? protogalaksi-protogalaksi itu beberapa milyar taun setelah terbentuk, saling tabrakan. Meledak. Mereka ngebentuk bintang-bintang dalam galaksi kita.
Dan di salah satu gumpalan tersebutlah ada kita. Di galaksi yang orang sebut Bimasakti.

Jadi, apa yang kita dapat disini adalah, kalian salah kalo bilang bahwa bigbang adalah suatu proses ledakan yang kemudian pecahannya ngebentuk galaksi. Bigbang itu, proses pengembangan alam semesta. Pengembangan ruang dan waktu.

Aku percaya teori ini, bukan cuma karena semua buku bilang kayak gitu,haha. Tapi juga gara-gara kitab saya bilang begitu.
"Dan apakah orang orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS Al-Anbiya : 30)

Begitulah.

Ngomong-ngomong, nih gambar supaya kalian lebih jelas


Minggu, 10 November 2013

Perkenalan


Assalamualaikum

Nah, saya akan mengawali blog ini dengan sedikit perkenalan basa-basi seperti blog pada umunya.

Jadi, saya Shofie (tertera jelas bahkan pada alamat blog ini. hahaha). Saya masih muda, masih lucu, masih polos, saya masih sekolah. Masih SMP. Ngg.... Ciri-ciri saya, saya punya dua tangan dan kaki seperti normalnya kalian. Saya punya rambut hitam seperti normalnya orang Asia. Logat saya Jawa Medok persis normalnya orang Semarang. Saya suka makan tapi tidak mau gemuk seperti remaja normalnya. Intinya, saya normal. Yang mungkin tidak sama dengan beberapa diantara kalian adalah, saya memakai kacamata. Tebal. Tidak usah tanya berapa minus atau silinder saya, pokoknya tebal. Yah, kalian boleh anggap saya banyak baca yang kemudian kalian mengansumsikan bahwa saya pintar (halah apasih).

Saya suka Sains. Entah sejak kapan, dan entah kenapa nilai sains saya tidak bagus-bagus amat. Saya suka anatomi manusia, dan langit. Dan mulai dari sini post saya akan melulu soal langit. Maka, saya sarankan anda tutup blog saya sekarang karena selain faktor tema (langit), bahasa sayapun membuat anda bosan, mual, sakit kepala. Saya tahu. Tapi silahkan ikuti saya jika anda menyukai langit seperti saya (dengan bahasa lain, membosankan). Hahahahaha.

Tapi langit tidak pernah membosankan untuk saya. Karena setinggi apapun kita pikir telah menelusuri langit, selalu ada langit-langit setelahnya.

Ah, sudahlah. Berbahasa seperti ini sebetulnya juga membuat saya mual. Maka mulai saat ini saya akan memakai bahasa normalnya anak muda. Hahahaha.
Baiklah.
Demikian perkenalan ini dapat saya sampaikan, maafkan saya jika ada salah kata,
Wassalamualaikum

Followers

Ngobrol,yuk!

Blogger templates

History

Blogroll